Minggu, 21 Agustus 2016

Uncontrollably Fond Episode 14: Antara Harga Diri, Cinta dan Uang

Kim Woo Bin & Suzy dalam drama Uncontrollably Fond
Setelah terkuaknya misteri pelaku tabrak lari yang menewaskan ayah Noh Eul oleh Joon Young di Uncontrollably Fond episode 13, ada cerita menarik yang perlu kamu ikuti di episode 14 ini. 

Adegan diawali dengan perdebatan antara Noh Eul dan Joon Young di kamar Joon Young. Noh Eul yang sudah sejak tadi duduk di depan pintu rumah Joon Young ikut masuk ke dalam kamar dan terus terusan merayu Joon Young yang bersikap dingin padanya. Noh Eul bilang ia tidak peduli meski Joon Young tak menganggapnya. Dia tidak akan menyerah dan tidak akan merasa sakit hati.

Joon Young sepertinya jengah karena terus terusan dirayu Noh Eul. Ia tiba tiba mendorong tubuh Noh Eul ke tempat tidur. Joon Young bilang apakah Noh Eul mau tidur dengannya sambil membuka resleting jaket yang dikenakan Noh Eul. Jika tidak, ia meminta Noh Eul untuk segera lari selama ia masih mau membukakan pintu untuknya. 

Mendengar itu, Noh Eul terdiam. Namun ia kemudian mengatakan kalau ia tidak akan lari. Noh Eul lalu memejamkan kedua matanya, berharap sesuatu akan terjadi padanya. Sayangnya, Joon Young malah pergi meninggalkannya di kamar sendirian.

Diluar kamarnya, Joon Young berpikir. Ia kemudian meraih handphone dan menghubungi Young Ok, ibunya yang tengah sibuk melayani pembeli yang akan membayar bon. Ia bertanya pada ibunya apa alasan yang membuatnya tidak pantas untuk mendampingi Noh Eul. Kalau ibu juga tidak tahu alasannya, aku akan menganggap alasan itu tidak ada dan tetap mendampinginya. Ibu terdiam sebelum akhirnya sadar karena pelanggan menyuruhnya untuk segera menghitung total tagihan. Young Ok bilang kalau ia sibuk, lalu menutup teleponnya.

Setelah menelpon ibunya, Joon Young berjalan kearah jendela. Ia melihat ke bawah dan disana Noh Eul sedang berjongkok. Ia memandangi tubuh Noh Eul di bawah sana. Kemudian ingatan akan kata kata Ji Tae terngiang kembali. Lima tahun lalu, saat Joon Young merampas tas Noh Eul yang berisi rekaman Choi Hyun Joon di bar. Noh Eul mengejarnya, berusaha merebut kembali tasnya. Namun malang, sebuah mobil tiba tiba menghantam tubuhnya.

Joon Young juga ingat kejadian saat ia akan menerima penghargaan, dimana Choi Hyun Joon menawarkan uang damai pada Noh Eul untuk mengganti makanan peringatan kematian mendiang ayahnya yang dimakan kucing Haru. Joon Young juga ingat saat Noh Eul mengendarai mobilnya kearah Hyun Joon. Joon Young yang mengira Noh Eul akan menabrakkan mobilnya pada Hyun Joon langsung mencegahnya. Akibatnya Noh Eul harus banting setir hingga ia terluka dan harus dirawat di rumah sakit.

Flashback berakhir dan kita bisa melihat bagaimana ekspresi Joon Young saat ia menjatuhkan handphone di tangannya, lalu perlahan meraba bayangan tubuh Noh Eul dari kaca. Dari raut wajahnya sepertinya ia merasa sedih sekaligus menyesal akan apa yang telah diperbuatnya pada Noh Eul lima tahun yang lalu.

Kim Woo Bin cukuran
Adegan selanjutnya memperlihatkan Joon Young yang sedang berdiri di depan cermin dengan mengenakan bathrobe warna navy. Ia kemudian mengambil alat cukur dan mulai mencukur. Tapi saya bingung, apanya yang mau dicukur ya? Mukanya udah licin begitu. Hehehe. Setelah itu, Joon Young bingung memilih dasi diantara dasi koleksinya. Ia kemudian memilih dasi warna hitam. Ternyata ia akan merekam dirinya sendiri. Dalam rekaman itu, ia bilang kalau ia divonis dokternya tidak akan hidup lama karena menderita tumor.

Adegan kemudian beralih ke resto milik ibu Joon Young. Young Ok, ibu Joon Young sedang memandangi note dari kertas yang ditempel di kaca restonya. Begini isi note nya: “Tidak melayani fan Shin Joon Young.” Young Ok ternyata menghapus tulisan yang tidak memperbolehkan fans anaknya berkunjung ke restonya. 

Ibu Joon Young
Lalu ia menggantinya dengan tulisan “Shin Joon Young’s fans are welcome” kira kira seperti itu sesuai terjemahan bahasa Inggrisnya. Akhirnya sang ibu berubah pikiran juga. Salut sama ibu satu ini meski agak sedih juga saat dia tidak mengakui Joon Young selama lima tahun gara gara berhenti kuliah pengacara nggak bilang bilang. Hiks…

Saat berjalan kearah dapur, Young Ok mendapati manajer Joon Young, Guk Young, sedang mencuci piring. Young Ok lalu bertanya kenapa ia ada di dapur. Guk Young menjawab dengan sedikit gusar kalau ia sudah berhenti jadi manajer Joon Young. Lalu ia mengomel mengatakan bahwa Joon Young sangat keterlaluan sampai ia mempertanyakan bagaimana seorang manusia bisa menyebalkan seperti itu. Ia juga bertanya pada Young Ok bagaimana ia membesarkan Joon Young. Jung Sik, ayah Guk Young kemudian datang dan memukul kepala anaknya. Merasa terpojok, Guk Young lari kearah Man Ok dan Young Duk.

Mendengar ribut ribut, Young Ok keluar dan menyuruh mereka berempat untuk diam. Ia juga bertanya apa yang sudah diperbuat Joon Young sampai Guk Young memutuskan untuk berhenti jadi manajernya. Young Ok juga menyinggung soal Noh Eul. Mereka berempat hanya diam, bingung mau menjawab apa. Sementara itu, Noh Eul sedang berada di ruangan kepala sekolah Noh Jik. Si ibu kepala sekolah menyampaikan berita buruk padanya. Noh Jik ternyata memutuskan tidak akan kuliah. Ibu kepala sekolah yang mengetahui kepandaian Noh Jik sangat menyayangkan keputusan itu dan berharap Noh Eul bisa membujuk adiknya untuk kuliah.

Noh Jik bersikeras tidak mau kuliah
Beberapa saat kemudian Noh Jik muncul. Ia memarahi ibu kepala sekolah yang meminta kakaknya datang padahal ia sudah bilang agar merahasiakan keputusannya itu. Noh Eul yang melihat sikap adiknya langsung menjewernya dan berpamitan pada ibu kepala sekolah untuk berbicara sebentar dengan adiknya diluar ruangan. Diluar mereka berdua berdebat. Noh Eul memarahi adiknya yang tidak ingin kuliah. Dia bilang buat apa dia susah susah banting tulang bekerja kalau ternyata Noh Jik tidak ingin kuliah. 

Noh Jik menyangkal kata kata kakaknya. Ia bilang kalau buat bayar hutang saja kakaknya tidak mampu. Lalu bagaimana mau membayar uang kuliahnya. Kuliah kedokteran itu mahal kata Noh Jik. Noh Eul tak mau kalah dengan adiknya. Dia bilang sekarang ia sudah bisa menghasilkan banyak uang. Namun lagi lagi ucapannya itu disanggah oleh adiknya. “Kalau memang kakak punya uang, cari tempat tinggal untuk kita berdua. Aku nggak peduli mau itu ruangan bawah tanah sekalipun yang penting tidak menumpang terus di rumah orang.” Begitu kata Noh Jik pada kakaknya.

Noh Eul mengiyakan perkataan adiknya. Namun langsung dipotong lagi oleh adiknya. Adiknya juga memintanya untuk membayar hutang hutang ayahnya agar mereka bisa hidup tenang tanpa khawatir debt collector akan datang menagih. Noh Eul lagi lagi menyanggupi permintaan adiknya. Ia hendak mengatakan sesuatu, namun didahului oleh adiknya. Adiknya berjanji akan kuliah jika kakaknya sudah memenuhi permintaannya tadi. Ia juga menekankan pada Noh Eul agar tidak mengungkit ungkit masalah kuliah lagi. Setelah mengatakan itu, Noh Jik ngeloyor pergi begitu saja. Kontan nunanya langsung teriak teriak.

Tidak lama setelah itu, handphone Noh Eul berdering. Nomor tak dikenal terpampang dilayar. Ia menjawab telepon dan ternyata itu dari Lee Eun Soo, ibunya Ji Tae. Beliau mengajak bertemu. Sementara itu, di rumah Joon Young, sang bintang sedang bersantai menunggui Pororo yang makan dengan lahapnya. Ia bilang pada anjing kesayangannya itu kalau ia boleh tinggal di dalam sekarang, karena Noh Eul tidak akan datang lagi. Pororo cuek saja menanggapi kata kata tuannya. Ia fokus melahap makanannya. Sepertinya anjing ini ngambek karena sudah diasingkan. Hahahaha…

Tiba tiba Joon Young menyadari ada sesuatu di bulu Pororo. Ia bertanya pada anjingnya,”Apa itu yang ada di bulumu?” Ia menasehati anjingnya agar lebih memperhatikan penampilannya. Si anjing tetap cuek. Lho kan sudah ada yang mengurus, begitu mungkin batin Pororo. Hehehehe abaikan. Lalu Joon Young berusaha mengambil sesuatu yang ada di bulu anjingnya, tapi tidak bisa. Pandangannya berkunang-kunang. Ia mencobanya kembali sampai beberapa kali baru kemudian bisa mengambilnya. Ternyata hanya sebuah potongan benang berwarna merah yang nangkring di bulu Pororo.

Jika diamati dengan seksama, Joon Young dan Pororo sebenarnya memiliki kesamaan. Keduanya memiliki figur yang jika dilihat sekilas tampak menyeramkan, seolah sulit untuk didekati. Joon Young dengan sikapnya yang angkuh, tapi ternyata hangat dan menyenangkan. Demikian halnya dengan Pororo yang jika dilihat dari ukuran tubuhnya, pasti orang bakal mengira ia anjing yang galak. Tapi ternyata ia anjing yang baik. Masih ingat tidak, ekspresi Pororo saat diberi sosis Noh Eul. Ekspresi wajahnya lucu sekali. 

Kita beranjak ke adegan dimana Ji Tae sedang mengangkat kardus besar. Ia sekarang bukan direktur lagi, melainkan karyawan biasa gara gara memutuskan pertunangan dengan Jung Eun. Saat akan mengangkat satu kardus lagi, Ji Tae kewalahan. Lalu orang kepercayaannya saat masih menjadi direktur datang membantunya. Ia menyampaikan kabar kalau ibu Ji Tae meminta Noh Eul untuk bertemu. Ekspresi wajah Ji Tae langsung berubah.

Di ruangan Lee Eun Soo, Noh Eul baru saja duduk dan disapa hangat oleh Eun Soo. Namun perkataan selanjutnya yang menyatakan kalau Noh Eul tidak terlihat sedang baik baik saja benar benar sangat menyakitkan. Eun Soo kembali bertanya, Apakah ada sesuatu yang buruk terjadi? Noh Eul langsung mengiyakan. Eun Soo lalu bergumam kenapa sesuatu itu terjadi. Ia seperti berkata pada dirinya sendiri namun dengan nada menyindir Noh Eul. Ia juga bilang kalau ada reporter yang mengancamnya agar tak melakukan apapun pada Noh Eul.

Noh Eul yang mendengarnya langsung memotong kata kata ibu Ji Tae. ‘Aku tidak akan pergi dari Korea,’begitu kata Noh Eul. Ibu Ji Tae mengiyakan kata kata Noh Eul dan menambahkan kalau orang Korea memang sudah seharusnya tinggal di Korea. Sambil berkata begitu, ia beralih ke telepon yang ada di sebelahnya dan meminta sekretarisnya masuk. Sekretaris masuk membawa sebuah amplop yang langsung diletakkan begitu saja di meja, tepat di depan Noh Eul.

Ibu Ji Tae lalu menerangkan kalau amplop itu berisi cek senilai satu juta dolar. Saya tidak tahu apakah yang dimaksud dolar disini won atau memang benar benar dolar. Namun yang jelas jumlahnya banyak sekali sampai kata Noh Eul bisa untuk membeli rumah dan membayar hutang. Kembali ke adegan tadi. Ibu Ji Tae meminta Noh Eul untuk menerima amplop itu dan melupakan Ji Tae. “Buat ia kembali ke tunangannya. Tunangannya sudah mencintainya selama 20 tahun dan lagi kamu tidak mencintai Ji Tae, bukan?”

Selesai mengatakan maksudnya itu, tiba tiba Ji Tae masuk. Ibu Ji Tae kaget melihat anaknya masuk. Ji Tae langsung memarahi ibunya. Bukankah aku sudah bilang dengan cukup jelas jangan lakukan apapun. Ibu mencoba berkilah bahwa ia tidak melakukan apapun. 

Ia hanya memberi Noh Eul uang. Apa ibu tidak boleh memberi uang pada gadis miskin? Ibu bahkan pernah mendonasikan uang pada orang asing. Mendengar kata kata ibunya, Ji Tae hanya bisa kembali membentaknya. Lalu ia meraih amplop yang tergeletak di meja. Ia melihat isinya dan menghela napas. Tangannya kemudian hendak merobek amplop beserta isinya, namun segera dicegah Noh Eul.

Ia mengambil amplop dari tangan Ji Tae, lalu bertanya pada ibu Ji Tae apakah ceknya asli. Ibu Ji Tae hanya menjawab kalau Noh Eul bisa memastikannya sendiri ke bank manapun. Noh Eul lalu berterima kasih pada ibu Ji Tae dan bilang kalau ia akan mempergunakan uang dalam cek itu dengan baik. Ia kemudian pamit. Ji Tae yang tidak terima ibunya memperlakukan Noh Eul seperti pengemis langsung mengejarnya. Kali ini giliran ibu Ji Tae yang terpana melihat reaksi anaknya.

Diluar, Ji Tae menarik tangan Noh Eul. Ia meminta Noh Eul untuk memberikan amplop tadi padanya. Ji Tae bilang kalau Noh Eul sepantasnya mendapatkan kata maaf bukannya uang. Noh Eul membantah. Ia menyadarkan Ji Tae kalau kedua orang tuanya tidak akan pernah meminta maaf padanya. Bahkan meski langit runtuh sekalipun. Ji Tae hendak membantah, tapi Noh Eul langsung menyelanya. 

“Aku bisa berusaha mendapatkan maaf itu seumur hidupku. Tapi percuma saja, mereka tidak akan pernah minta maaf. Jadi buat apa aku berusaha kalau toh akhirnya kata maaf itu tidak pernah terucap? Meski kau terus melindungiku, mereka tetap akan melakukan ini padaku. Tidak ada yang akan mendengarkanku. Sudahlah, aku sudah menukarmu dengan uang satu juta dolar. Meski aku masih belum tahu sebanyak apa uang ini, aku janji akan mentraktirmu minuman yang mahal,”

Ji Tae hanya mendesah mendengar kata kata Noh Eul dan membiarkannya berlalu pergi. Melihat adegan ini, mungkin sebagian besar penonton sangat menyayangkan sikap Noh Eul yang lebih memilih uang. Namun kalau saya pribadi, saya justru setuju dengan Noh Eul. Saya juga akan melakukan hal yang sama. Apalagi seperti kata Noh Eul tadi bahwa selamanya mereka tidak akan minta maaf padanya. 

Begitulah cara hidup orang di dunia ini. Jika sudah punya kedudukan yang penting, kesalahan wajib ditutupi untuk menjaga image di depan publik. Meski dengan begitu ada pihak pihak yang merasa sangat dirugikan. Noh Eul merupakan gambaran pihak yang dirugikan tadi.

Di adegan selanjutnya, kita bisa melihat saat Noh Eul bertanya apa yang akan dilakukan Na Ri jika ia mendapatkan uang satu juta dolar. Na Ri bilang ia akan beli baju, sepatu dan pokoknya belanja sepuasnya. Noh Eul langsung mengiyakan mimpi Na Ri itu dengan mengajaknya belanja di butik mahal. Noh Eul berniat membalas semua kebaikan Na Ri karena merasa sering merepotkannya. Sampai di toko, Noh Eul memilihkan baju untuk Na Ri. 

Saat akan membayar di kasir, Na Ri menarik tangan Noh Eul agar membatalkan transaksi saja. ia hanya akan meminta scarf saja darinya. Na Ri bilang kalau orang seperti mereka berdua tidak akan sanggup belanja di butik mahal itu. Noh Eul langsung membantahnya. “Mengapa tidak bisa?”katanya. ”Lihat amplop ini. Di dunia ini, yang punya uanglah yang berkuasa.” Noh Eul kemudian bergegas membayar belanjaan. Namun sayang, kata kasir ia tidak bisa menerima pembayaran dalam bentuk cek.

Di depan rumahnya, Na Ri kaget saat Noh Eul turun dari taksi membawa barang belanjaan dari butik tadi. Ia bertanya bagaimana ia membayarnya, karena ia tahu kasir tadi menolak pembayaran cek dari Noh Eul. Noh Eul lalu bilang kalau ia sudah menukarkan ceknya sehingga bisa membeli semua barang yang ingin dibeli Na Ri sekaligus membelikan untuk adiknya. Tanpa mereka sadari, Joon Young memperhatikan mereka dari balik mobil yang diparkir di seberang jalan rumah Na Ri. Joon Young juga melihat bagaimana Na Ri bertengkar dengan Noh Eul. Ia menganggap Noh Eul sudah gila karena uang dan langsung menutup pintu rumahnya.

Noh Eul yang sedih balik berteriak dan mengatakan kalau ia bisa tidur di hotel bintang lima dengan uang yang diterimanya. Bukannya pergi ke hotel bintang lima, ia malah mabuk mabukan sampai terduduk di tangga. Joon Young yang mengikutinya segera mendekat saat melihat Noh Eul tidak sadarkan diri. Ia lalu mengantarkan Noh Eul ke rumah Na Ri. 

Setelah menyandarkan Noh Eul ke tangga rumah Na Ri, Joon Young memencet bel lalu bergegas pergi. Na Ri yang mendengar suara bel segera keluar dan kaget mendapati Noh Eul tidur bersandar di tangga. Ia malah bertanya apakah tangga rumahnya mirip hotel bintang lima sampai sampai Noh Eul tertidur disitu. Ia lalu membawa sahabatnya itu masuk ke kamar dengan perasaan sedih.

Selanjutnya, Na Ri malah menelpon Ji Tae. Ia memohon pada Ji Tae untuk mengembalikan Noh Eul yang dulu karena menurutnya ia sudah berubah menjadi monster setelah menerima uang dari ibu Ji Tae. Ji Tae sedih mendengar permintaan Na Ri itu. 

Di episode ini, adegan sedihnya cukup banyak. Meski nggak sampai membuat saya mewek karenanya, tidak ada salahnya untuk menyediakan kotak tisu saat menonton adegan per adegan dalam Uncontrollably Fond episode 14 ini. Dan semoga sinopsis sekaligus review yang cukup singkat ini bisa membantu memberikan gambaran buat kamu yang belum menonton episode 14. Sampai jumpa di postingan berikutnya, ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar